Editor's PickHot TopicsJepara

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Jepara

Jamaludin Malik, S.H. Menyegarkan KembaliNilai-Nilai Kebangsaan untuk Persatuan Bangsa

Selasa, 22 April 2025, menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Jepara, khususnya warga Desa Menganti, Kecamatan Kedung. Bertempat di Gedung Mini Soccer Kedung, sebuah kegiatan sosialisasi tentang Empat Pilar MPR RI digelar dengan antusias oleh ratusan warga setempat. Acara ini dipimpin langsung oleh Jamaludin Malik, S.H., Anggota Fraksi Partai Golkar DPR/MPR RI Dapil Jawa Tengah II, yang dikenal sebagai figur yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan. Lebih dari 150 orang hadir dalam acara tersebut, menciptakan suasana yang penuh semangat dan dialog yang konstruktif.

Acara dimulai dengan sambutan hangat dari Jamaludin Malik, yang menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya empat pilar—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—dalam menjaga persatuan bangsa. “Indonesia adalah negara yang dibangun atas dasar keberagaman. Namun, keberagaman ini hanya dapat terjaga jika kita memiliki pandangan hidup yang sama, yakni Pancasila, serta komitmen bersama untuk menjaga kedaulatan NKRI,” ujarnya. Dengan nada tegas namun penuh kelembutan, ia menekankan bahwa tantangan zaman modern seperti globalisasi, politik identitas, dan radikalisme harus dihadapi dengan pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai luhur bangsa.

Dalam sesi materi, Jamaludin menguraikan secara rinci makna dari masing-masing pilar. Ia memulai dengan Pancasila, yang disebutnya sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya lokal yang telah membentuk karakter bangsa Indonesia. “Pancasila bukan sekadar simbol atau slogan. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti gotong royong, toleransi, dan musyawarah, harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya. Ia juga menyoroti pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga kebijakan publik.

Selanjutnya, Jamaludin menjelaskan tentang Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara yang memberikan kerangka hukum bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menyoroti prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam UUD 1945, seperti kedaulatan rakyat, perlindungan hak asasi manusia, dan pembagian kekuasaan. “UUD 1945 adalah cerminan komitmen kita untuk menjaga demokrasi dan keadilan sosial. Setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus selaras dengan nilai-nilai yang ada dalam konstitusi ini,” katanya.

Tidak hanya itu, Jamaludin juga menyinggung tentang pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final negara Indonesia. Ia menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati yang harus dipertahankan dari ancaman separatisme, radikalisme, dan disparitas pembangunan. “Keutuhan NKRI tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kita harus bersama-sama menjaga persatuan ini dengan kesadaran dan komitmen yang tinggi,” tambahnya.

Pada bagian akhir paparannya, Jamaludin membahas tentang Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mengajarkan pentingnya toleransi aktif di tengah keberagaman. Ia mencontohkan beberapa kasus konflik SARA yang terjadi di berbagai daerah sebagai pelajaran agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapi perbedaan. “Perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang harus kita manfaatkan untuk membangun bangsa ini,” ucapnya dengan nada optimistis.

Setelah sesi pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung sangat interaktif. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan sekaligus memberikan saran terkait penyelenggaraan kegiatan ini. Salah satu peserta, Ahmad Fauzi, warga Desa Menganti, mengapresiasi kegiatan ini karena dinilai sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. “Sosialisasi seperti ini sangat penting untuk mengingatkan kita tentang nilai-nilai dasar bangsa. Terima kasih kepada Pak Jamaludin yang telah datang langsung ke desa kami untuk memberikan pencerahan,” ujarnya.

Seorang ibu rumah tangga bernama Sri Wahyuni juga menyampaikan pandangannya. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga memberikan motivasi untuk lebih aktif dalam menjaga persatuan di lingkungan sekitar. “Saya merasa terinspirasi untuk lebih sering mengajak anak-anak saya belajar tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah warisan yang harus kita lestarikan,” tuturnya.

Di sisi lain, beberapa peserta juga memberikan saran untuk meningkatkan efektivitas kegiatan ini di masa mendatang. Misalnya, seorang pemuda bernama Budi Santoso mengusulkan agar sosialisasi ini dilakukan secara berkala dan melibatkan lebih banyak generasi muda. “Generasi muda adalah penerus bangsa. Saya harap ada program yang lebih spesifik untuk mengajak mereka memahami dan mengamalkan nilai-nilai empat pilar ini,” katanya.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Jamaludin menyampaikan apresiasi yang mendalam. Ia berjanji akan membawa aspirasi ini ke tingkat yang lebih tinggi agar dapat direalisasikan dalam program-program strategis MPR RI. “Masukan dari masyarakat sangat berharga bagi kami. Kami akan terus berupaya untuk membuat kegiatan seperti ini lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Selain diskusi yang berlangsung dinamis, acara ini juga diwarnai dengan penyerahan buku saku tentang Empat Pilar MPR RI kepada para peserta. Buku ini dirancang untuk memudahkan masyarakat memahami nilai-nilai dasar kebangsaan secara praktis dan aplikatif. Jamaludin berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam mengimplementasikan nilai-nilai empat pilar dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Suasana khidmat tercipta saat semua peserta bersama-sama berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara. Sebelum meninggalkan lokasi, Jamaludin sempat berbincang singkat dengan beberapa peserta untuk mendengarkan lebih lanjut aspirasi mereka. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya nyata untuk memperkuat jati diri bangsa di tengah tantangan zaman.

Melalui sosialisasi ini, Jamaludin Malik berhasil menunjukkan bahwa empat pilar MPR RI bukanlah doktrin yang kaku, melainkan pedoman hidup yang fleksibel dan relevan di setiap zaman. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemuda, nilai-nilai empat pilar ini dapat terus dihidupkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti yang disampaikan Jamaludin dalam penutupannya, “Kita adalah mozaik indah yang bersatu dalam Bingkai NKRI. Mari jaga Empat Pilar ini sebagai warisan untuk generasi mendatang.” Kegiatan ini pun mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pemuda. Semoga langkah-langkah seperti ini dapat terus dilakukan di berbagai daerah untuk memperkuat fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.[JM Adm]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *